Kata sungkem di akhir puasa nanti, pasti tak asing lagi bagi kita. Umumnya orang Indonesia khususnya masyarakat Jawa, setiap akhir puasa aLias IduL Fitri,
Di hari yang suci itu, adalah suatu kesempatan emas untuk kita, meminta maaf kepada orang yang Lebih tua, yang tua pun tak ketinggalan, juga mengaku salah,
misal :
"Ya, pada-pada ya, aku sing tua akeh Lupute"
Idealnya, begitu takbir berkumandang berarti sudah finish puasanya, yang berarti sudah memasuki hari yang suci dengan kata IduL Fitri.
Kita sempatkan berkumpul Ibu, Bapak begitu juga anak-anak.
Ketika sehabis shalat Ied, orang-orang berbondong-bondong dari rumah ke rumah untuk bersilaturahmi dan bermaaf-maafan.
Dan pada umumnya orang yang Lebih mudalah yang mengunjungi rumah dan bersungkeman dengan orang yang Lebih tua darinya.
Tetapi di zaman modern seperti sekarang ini budanya "Sungkeman" semakin pudar (terutama di kota besar).
Hal ini dikarenakan seiring majunya teknologi, maka kita dimudahkan dalam segala hal, terutama daLam berkomunikasi.
Sekarang kaLau hanya sekedar minta maaf itu bisa dilakukan Via TeLpon, SMS, MMS, EmaiL, FaximiLe, Video Call atau juga Lewat Jejaring Sosial.
Lihatlah nanti saat hari Fitri tiba, dijamin HP,Facebook dan Twitter-mu banyak yang mengirimi kata-kata Maaf.
Mari kita budayakan Sungkeman secara tatap muka (bukan Lewat 3G ya) agar tali silaturahmi terjaga.
Hadits Nabi SAW :
"Tiada yang dapat mengubah takdir kecuali Doa, dan Tiada yang dapat memanjangkan umur selain menjaga Silaturahmi"
Mari kita budayakan Sungkeman secara tatap muka (bukan Lewat 3G ya) agar tali silaturahmi terjaga.
Hadits Nabi SAW :
"Tiada yang dapat mengubah takdir kecuali Doa, dan Tiada yang dapat memanjangkan umur selain menjaga Silaturahmi"
Pinjem gambar sungkemnya bos, makasih
ReplyDelete