Sekitar bulan Februari kemarin saya pergi ke sebuah tempat
yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya, dan hanya pernah mendengarnya saat
masih pelajaran SD dimana ditempat inilah Museum Kereta Api berada,
tempat apakah itu??
ya, Ambarawa.
Sebuah Kota yang terletak di kawasan lembah dikelilingi berbagai bukit merupakan sebuah kota kecil yang masih masuk dalam kawasan Kabupaten Semarang.
Tujuan awal saya kesini bukanlah untuk berwisata, melainkan untuk tugas pekerjaan bangunan yaitu memasang Pintu Aluminium di Lokasi Museum Kereta Api Ambarawa (Willem SpoorWeg Koening).
tempat apakah itu??
ya, Ambarawa.
Sebuah Kota yang terletak di kawasan lembah dikelilingi berbagai bukit merupakan sebuah kota kecil yang masih masuk dalam kawasan Kabupaten Semarang.
Tujuan awal saya kesini bukanlah untuk berwisata, melainkan untuk tugas pekerjaan bangunan yaitu memasang Pintu Aluminium di Lokasi Museum Kereta Api Ambarawa (Willem SpoorWeg Koening).
Di hari pertama saat datang, sempat kagum dengan banyaknya koleksi Lokomotif
Uap yang banyak terpajang disini,
maklum biasanya saya hanya bisa melihat satu jenis saja di kota tempat saya yaitu Purwokerto dimana diPurwokerto hanya ada satu Lokomotif Uap yang dipajang depan Kantor PJKA kompleks Stasiun Timur.
Jadilah di hari-hari awal hanya sekedar mengambil foto lokasi Museum Ambarawa ini.
Sayangnya saya lupa membawa Camera Digital yang biasanya selalu menemani kemanapun saya pergi bekerja,
opsi akhir terpaksa memakai Kamera dari HP sederhana berkamera 2Mega Pixel dari Ponsel Sony Ericsson yang saya miliki.
salah satu Gerbong Kereta Api yang berada di Museum Kereta Uap Ambarawa
maklum biasanya saya hanya bisa melihat satu jenis saja di kota tempat saya yaitu Purwokerto dimana diPurwokerto hanya ada satu Lokomotif Uap yang dipajang depan Kantor PJKA kompleks Stasiun Timur.
Jadilah di hari-hari awal hanya sekedar mengambil foto lokasi Museum Ambarawa ini.
Sayangnya saya lupa membawa Camera Digital yang biasanya selalu menemani kemanapun saya pergi bekerja,
opsi akhir terpaksa memakai Kamera dari HP sederhana berkamera 2Mega Pixel dari Ponsel Sony Ericsson yang saya miliki.
salah satu Gerbong Kereta Api yang berada di Museum Kereta Uap Ambarawa
satu dari sekian koleksi Lokomotif Uap
seharian full cuma keliling Lokawisata dari depan ke belakang yang berjarak sekitaran 450 meteran,
kalau pas lapar saya menuju ke sebuah Warung sederhana yang terletak diseberang Museum yaitu di sebuah Pasar yang bernama Pasar Lanang,
disinilah saya biasa makan pagi saat berada di Ambarawa ini,
Balik lagi ke Museum, sebenarnya sedang apa sih saya disini??
seperti yang sudah saya katakan sebelumnya kedatangan saya disini adalah untuk sebuah pekerjaan yaitu memasang sebuah Pintu Aluminium,
berhubung materialnya belum datang, ya hari-hari awal hanya diisi mondar-mandir di kawasan Museum ini, seperti orang bingung sebenernya karena belum ada yang dikenal satupun disini.
berhubung materialnya belum datang, ya hari-hari awal hanya diisi mondar-mandir di kawasan Museum ini, seperti orang bingung sebenernya karena belum ada yang dikenal satupun disini.
Lokasi Taman
Lokasi Gedung Stasiun
Ada yang menarik perhatian saya saat memasuki lokasi gedung stasiun ini,
dimana ada sebuah pajangan Rel, namun ditengahnya ada Roda Gigi, berhubung saya belum tahu untuk apa fungsi Roda Gigi ini (dikemudian hari barulah saya tahu)
dimana ada sebuah pajangan Rel, namun ditengahnya ada Roda Gigi, berhubung saya belum tahu untuk apa fungsi Roda Gigi ini (dikemudian hari barulah saya tahu)
Banyak pengalaman berharga sewaktu saya disini, termasuk pengalaman pertama kali Ke Kota Semarang dari Ambarawa menggunakan Sepeda Motor untuk mengambil barang material yang kurang.
Dimana ini adalah pertama kalinya saya mencari alamat, tak kurang hampir 35 orang saya tanya dalam perjalanan ke Jalan Dr Cipto Semarang.
hahaha, kata guruku kan "Malu bertanya sesat dijalan" jadi buat apa takut bertanya ya..
Yang jadi masalah itu adalah Letter Plat Sepeda Motor yang saya bawa, yaitu Letter R, takutnya jadi incaran itu tuh (anda tahu lah).
berhubung saya ga punya SIM juga tak bawa STNK motornya. dengan perasaan dagdigdug, nekat saja menuju kesana, bersyukur sampai kembali ke Ambarawa masih dalam keadaan aman.
berhubung saya ga punya SIM juga tak bawa STNK motornya. dengan perasaan dagdigdug, nekat saja menuju kesana, bersyukur sampai kembali ke Ambarawa masih dalam keadaan aman.
dan inilah yang sedang saya lakukan disini memasang Pintu Kamar Mandi Aluminium, tapi yang jadi objek difoto itu adalah Tukangnya ya,
di hari berikutnya saya sempatkan mengunjungi Lokawisata lainnya di sekitaran Ambarawa ini seperti Rawa Pening, Monumen Palagan, juga yang tak ketinggalan wisata kulinernya seperti serabi Ngampin,
Berikut ini foto-foto saat saya mengunjunginya
Berlanjut Ke Monumen Palagan Ambarawa, dimana disini terdapat Lukisan tentang Pribumi yang melawan Penjajah,
ada keunikan tersendiri pada lukisan yang berada di dalam gedung monumen, dimana dalam lukisan itu seolah bercertita, bahwa Penduduk Ambarawa yang berlainan keyakinan bersatu padu melawan penjajah.
Ini juga terlihat dihari-hari biasa, dimana disini kerukunan antar dua agama (nasrani-muslim) amat kental.
Terlihat dari banyaknya masjid yang mengumandangkan Qiroah saat tiap kali memasuki waktu sholat, Juga Banyaknya Gereja dan Sekolahan Nasrani yang berada disini saling hidup berdampingan tanpa terlihat adanya unsur perbedaan satu sama lainnya.
semuanya berjalan berdampingan.
ada keunikan tersendiri pada lukisan yang berada di dalam gedung monumen, dimana dalam lukisan itu seolah bercertita, bahwa Penduduk Ambarawa yang berlainan keyakinan bersatu padu melawan penjajah.
Ini juga terlihat dihari-hari biasa, dimana disini kerukunan antar dua agama (nasrani-muslim) amat kental.
Terlihat dari banyaknya masjid yang mengumandangkan Qiroah saat tiap kali memasuki waktu sholat, Juga Banyaknya Gereja dan Sekolahan Nasrani yang berada disini saling hidup berdampingan tanpa terlihat adanya unsur perbedaan satu sama lainnya.
semuanya berjalan berdampingan.
Lanjut penasaran kulineran khas kota Ambarawa apa sih?
Kebetulan saat saya akan menuju ke Stasiun Bedono, di pinggiran jalan setelah Terminal Bawen ada banyak pedagang berjejeran yang menjual kuliner khas disini, yaitu Serabi Ngampin.
Penasaran saya coba berhenti sekedar ingin menghilangkan rasa penasaran saya beli satu porsi,
harganya cuma 5 ribuan dengan isi 5 biji serabi yang diberi Kuah santan mirip pada kolak umumnya
harganya cuma 5 ribuan dengan isi 5 biji serabi yang diberi Kuah santan mirip pada kolak umumnya
Setelah cukup, lanjut ke Stasiun Bedono,
sebuah stasiun kecil yang terletak persis didepan Pintu Gerbang istananya Syekh Puji, tau kan Syekh Puji itu,
Di Stasiun bedono tersebut yang kini sudah tidak aktif,
sering ditemui beberapa Remaja yang sedang sekedar berwisata,
lokasi tempatnya cukup asri. Kebanyakan dari mereka disini hanya untuk berfoto ria dengan pemandangan rel plus Stasiun Tua peninggalan Belanda menjadikannya kelebihan tersendiri bagi mereka.
sering ditemui beberapa Remaja yang sedang sekedar berwisata,
lokasi tempatnya cukup asri. Kebanyakan dari mereka disini hanya untuk berfoto ria dengan pemandangan rel plus Stasiun Tua peninggalan Belanda menjadikannya kelebihan tersendiri bagi mereka.
Jika Anda ingin berkunjung disini, ga ada tarifnya alias gratis,
beda kalau di lokasi Museum Ambarawa.
Penjaga Stasiun Bedono ini namanya Pak Djumadi, orangnya baik loh, kalau sempat berkunjung, jangan lupa sampaikan salam dari saya ya , ,
beda kalau di lokasi Museum Ambarawa.
Penjaga Stasiun Bedono ini namanya Pak Djumadi, orangnya baik loh, kalau sempat berkunjung, jangan lupa sampaikan salam dari saya ya , ,
sekian aja ya, mau tidur nih ngantuk,
0 Response to "Berkunjung Ke Kota Ambarawa"
Post a Comment